Perempuan-perempuan Pilihan

April 21, 2017

24 jam setiap harinya satu dari perempuan Indonesia mengabdikan dirinya lebih dari 60% untuk seragamnya, 10% untuk suaminya dan anaknya, 10% untuk ibu bapaknya, 10% untuk kewajibannya terhadap Yang Esa, dan hampir tidak ada 5% untuk dirinya sendiri. Sepenting apa sih seragamnya? Boleh dikatakan sepenting dakwah agamanya. Setiap profesi pastinya mengandung amanah dengan kadar dan versinya masing-masing.

Hari kian larut, kira-kira sudah melebihi pukul 10 malam perempuan ini masih saja fighting mempersiapkan kebutuhan esok pagi. Bagaimana suami tak cinta? Istri dengan kapasitas ilmu manajemen keperempuanan yang tak main-main. Untuk para lelaki yang masih sendiri kalau kamu jumpai perempuan yang bangunnya pagi-pagi dan sebelum keluar rumah sudah kelar nyuci, masak, dan bersih-bersih, nikahin gih cepet. Tapi sayang kebanyakan udah pada punya suami. Hihihi.

Senin pagi buta, lantunan adzan membisik keras ditelinga… Lafadz basmallah pelan membangunkan dirinya, langkah kecil kira-kira 3 meter dari kamarnya, ia memulai rukun pertama dengan membasuh telapak tangan. Yah wudhlu, subuh hari seperti biasanya menunaikan sholat wajib. Kemudian dilanjutkan dengan agenda rutinitas segala macam diakhiri menyiapkan sarapan untuk penjaga hati dan dua buah hatinya sebelum ia pun ikut angkat kaki meneruskan harinya.

Pagi ini Ujian Sekolah Dasar dimulai. Ok biar kujelaskan, jadi perempuan itu berseragam seorang guru. Yang mana tugas utama guru ada tujuh yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Setiap hari-harinya ia abdikan didalam kelas dan dirumah membuka les privat. Dan dari pendapatan itulah Beliau menghidupi keluarganya selama ini, ditambah sebelum menjadi PNS tahun 2014 Beliau menyempatkan waktu membuat kue-kue untuk dijual dengan harapan dapat menambah penghasilan demi menutup kekurangan-kekurangan kebutuhan rumah tangganya. Ia memulai mengabdikan diri lebih dari 10 tahun sebagai guru honorer (adalah guru tidak tetap dan belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil / CPNS. Guru honorer digaji per jam pelajaran, bahkan seringkali mereka digaji secara sukarela, kebanyakan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Barangkali merekalah para guru yang patut disebut “pahlawan tanpa tanda jasa.”)


Sedikit menyimak Fakta Seorang Guru :
Guru tidak hanya bekerja pukul 7 pagi - 3 siang saja, tapi mereka pun bekerja di rumah, apakah itu untuk mempersiapkan materi berikutnya, menyiapkan soal/PR, remedial dan ulangan, atau memeriksa dan menilai tugas yang diserahkan oleh para siswa.

Guru bekerja pada siklus yang tidak pernah berhenti kecuali apabila mereka berhenti mengajar, mereka bekerja keras untuk setiap siswanya dari titik A ke titik B dan memulai lagi yang baru di tahun ajaran mendatang.

Menjadi guru bukan karena mereka tidak cukup pintar untuk bekerja di bidang lain yang lebih dipandang di masyarakat, tapi menjadi guru karena mereka ingin membuat hidup para anak muda lebih baik lagi.

Guru hanyalah manusia biasa yang memiliki kehidupan di luar sekolah, yang memiliki hari baik dan buruk, dan kadang berbuat kesalahan.

Guru itu kreatif dan asli. Meskipun mereka mencontoh cara mengajar orang lain, tapi tetap saja tidak ada guru yang sama dalam mengajar.

Guru berkembang secara terus menerus karena mereka selalu mencari cara terbaik agar dapat menyentuh para siswa.

Guru sangat terluka ketika orang tua tidak mengerti bahwa pendidikan adalah kolaborasi antara guru dengan orang tua si anak.

Guru sangat membenci pada media yang membesar-besarkan kesalahan beberapa oknum guru yang mengacau daripada memberitakan sebagian besar para guru yang selalu berupaya melakukan yang terbaik bagi para siswanya.

Guru membenci politisasi pendidikan.

Guru sejatinya ingin yang terbaik bagi para siswanya, mereka tidak ingin melihat kegagalan siswanya.

Guru kadang merasa frustasi melihat beberapa guru yang kurang profesional dan tidak mengajar untuk alasan yang kurang jelas.

Guru akan sangat senang sekali apabila satu kelas hanya berisi 15-18 siswa.

Guru sangat menyukai dan menikmati hari libur mereka. Hari libur merupakan waktu bagi mereka untuk menyegarkan kembali dan refleksi pikiran agar ke depannya mereka dapat membuat perubahan yang mereka yakini sangat bermanfaat bagi anak-anak.

sumber : http://4muda.com/25-fakta-tentang-guru-pahlawan-tanpa-tanda-jasa-yang-penuh-pengabdian/
Jadi, Guru bukan profesi biasa dan gampang, dan itu merupakan pilihan yang amat sangat mulia.

Apa yang kamu miliki saat ini, tidak akan ada artinya... jika hanya untuk dirimu sendiri. Kamu harus berbagi. (Reza Rahadian sebagai sosroKartono dalam film "KARTINI" 2017)
Masih sisa kurang lebih 15 menit waktu menunggu bel masuk dimulainya ujian, salah seorang murid perempuan mendekati ibu guru tersebut. Panggil dia (guru tersebut) Bu Ti, dan Aina murid perempuan Bu Ti, yang dimata Beliau anaknya smart, jujur, taat beribadah dan suka bercerita. Kali ini Aina bercerita tentang ibunya yang keberadaannya jauh dirantau sekedar untuk mencari nafkah agar Aina pun bisa sekolah. Sesaat Aina berkeluh kesah kepada Bu Ti sebab kerinduannya terhadap ibunya yang sedang berjuang melawan sakitnya. Beberapa saat ketika anak-anak mulai berjuang dengan selembar kertasnya kemudian berita duka menghampiri telinga Bu Ti. Beliau mendengar kabar bahwa ibunya Aina telah meninggal dunia sebab sakit yang dideritanya saat itu juga, di tanah rantau. Bu Ti dengan detak jantung bak lari marathon, shock mendengar kabar ini. Selain rasa duka mendalam juga bagaimana cara Bu Ti menyampaikan kepedihan ditengah peperangan anak tersebut menghadapi ujian. 




Ujian selesai, Bu Ti pun menyampaikan kabar seraya memberi pengertian kepada Aina agar tetap tegar tabah dan istiqomah menghadapi ujian-ujiannya. Aina merupakan salah satu anak yang paling cerdas diantara teman-temannya sekelas. Semenjak itu dia terlihat semakin gigih. Tak peduli apa-apa saja yang sudah menimpanya, ia harus menyelesaikan titah Yang Kuasa. 
Ujian part terakhir ia tuntaskan dengan kobaran semangat dan kesungguhan. Membuahkan hasil yang nyaris sempurna. Ia meraih gelar juara dikelasnya, hasil kerja kerasnya menorehkan nilai angka yang luar biasa. Jika ini sarjana katakanlah Aina cum laude dengan IPK tinggi. 

Cerita ini inspirasi dari kisah seorang guru dan muridnya, dimana kedua perempuan ini adalah pejuang kecerdasan anak bangsa. Juga teladan jiwa semangatnya berjuang untuk cerdas dan mencerdaskan. Sejauh ini kisah perjalanan hidupnya sangat baik.
Untuk Perempuan-perempuan pilihan selalu istiqomah dan jangan berhenti mencari tahu, berjuanglah untuk berilmu. Sebab dengan ilmu semua menjadi mudah.

Tubuh boleh terpasung, tapi jiwa dan pikiran harus terbang sebebas-bebasnya (Dian Sastro Wardoyo sebagai Kartini dalam film "KARTINI" 2017)
Tulisan ini dipersembahkan untuk ibu guru Ivo Ary Korniawati... dan siswa perempuannya Elvina Indrati... Selamat hari kartini Perempuan-perempuan Indonesia....

Kartini, isn't about her style, her face, nor her body shape. But it's more about his intelligence and knowledge

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe