Kisah Sendu Anjing dan Majikan

April 25, 2017

Ada sebuah perkampungan dimana hanya terdapat satu perlintasan jalan, utara-selatan. Rumah disudut selatan adalah kediaman Pak Jo yang terkenal sebagai penguasa kubu selatan, atau bahasa kasarnya preman kampung. Pak Jo memiliki peliharaan seekor anjing, namanya Ranco.
Disudut utara adalah kediaman Pak Bey, Beliau merupakan mantan anggota aparat kepolisian. Sama halnya Pak Jo, Pak Bey memiliki tiga ekor anjing galak, bernama Ka, Ki, dan Ko.
Beberapa hari ini anjing-anjing milik Pak Jo dan Pak Bey suka bikin gaduh. Seakan-akan para anjing itu nak mengibarkan bendera perang antar dua kubu. Suatu sore ada pengendara motor (orang asing) lewat jalan kampung tersebut dari arah utara. Saat itu sebagian besar penduduk kampung sedang sibuk aktivitas di dalam rumah. Hanya ada tiga anjing Ka, Ki dan Ko yang berkeliaran diteras rumah majikannya. Kemudian, tak disangka-sangka orang asing itu dikejar-kejar tiga anjing galak Ka, Ki, dan Ko. Seketika pengendara motor itu Gas Pol tak terkendali, hingga kurang lebih 10 meter kedepan ia tak dapat mengendalikannya lagi, jika diteruskan lurus kedepan dengan kecepatan tinggi dilintasan perkampungan tersebut maka akan menabrak anak-anak yang sedang bermain didepan, akhirnya ia membantingkan stir keteras rumah tetangga Pak Bey dan menabrak Pot Bunga kemudian nyungsep di semak-semak berduri, dadanya menghantam batu, tangannya terdiam kaku (karena shock) lalu tidak sadarkan diri.
Para penduduk kampung heboh dengan peristiwa ini. Pak Bey sang pemilik anjing ditegur keras untuk mengamankan ketiga anjing kesayangannya. 
Jauh hari sebelum terjadi kecelakaan kejahatan Anjing Pak Bey, pernah juga Anjing Ranco milik Pak Jo lebih dari sekali mengakibatkan pelintas jalan celaka, walaupun tak separah kejadian yang menimpa barusan tapi tetap saja ini menjadi teguran keras bagi keduanya.
Pak Jo dan Pak Bey sama sekali tidak menggubris teguran dari warga. Sampai-sampai warga mengancam, "jika hal seperti ini terjadi lagi, jangan salahkan warga lain jika Anjing kalian yang kenapa-kenapa". Pak Jo merasa dirinya adalah penguasa blok selatan, tidak ada yang berani terhadapnya, sedangkan Pak Bey merasa dirinya adalah mantan anggota aparat kepolisian, jadi siapa yang berani mengkasuskan  keluarganya ke polisi. Pada akhirnya mereka membiarkan kembali anjing-anjing mereka liar di sepanjang jalan.
Suatu hari Pak Bey pulang dari bepergian, ia melewati arah selatan. Kebetulan Ranco sedang bringas saat itu, baru sampai dijalan masuk kampungnya Pak Bey disuguhi kemurkaan Ranco, ia pun dikejar sampai naik motornya alap-alapan, hampir sampai dirumah, Pak Jo terlihat jalan kaki dari arah utara, saking paniknya Pak Bey tidak memperhatikan ada Pak Jo didepannya. Bruaaakkkk, dessss,,, dengan kecepatan 100km/jam Pak Bey menghantam tubuh Pak Jo dengan motor andalannya. Tubuh Pak Jo melesat ke atas kemudian terjatuh. Darah membanjiri tubuhnya dan wajah Pak Bey.

Dari cerita diatas dapat dipetik hikmah, bahwa aparat juga hanya manusia yang mempunyai sifat salah. Menurut kejadian diatas apakah Pak Bey bisa menyelamatkan diri sepenuhnya dari hukum? Kemudian Pak Jo yang merasa berkuasa, dirinya lupa bahwa diatas langit masih ada langit, dan bahwa dia hanyalah manusia yang diciptakan oleh TuhanNya melalui segumpal darah. Manusia yang terbuat dari tanah dan akan kembali ke tanah.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe